Minggu, 29 November 2009

dibalik layar idul adha


Mengurai kembali sketsa idul qurban yang telah mewarnai sisa – sisa hidupku.

Malam takbiran yang ditemani ruahnya air langit, menyembur dari kisi- kisi awan, basahi tanah tempat berpijak, beriring bening tiada muara dikedua pipiku.

Hujan ini benar2 memberi berkah , tak hanya bagiku tapi juga bagi mereka yang malam penuh takbir ini tak sedetikpun memejamkan mata karena harus berjuang ekstra sebagai orang – orangdibalik layar kesuksesan idul adha. hujAn tlah member ruang sejuk disela2 keringat yang tiada henti menuruni hutan dipermukaan kulit dan wajah mereka.

Merekalah sosok 2 yang semakin berpeluh saat hari raya menjelang, orang2 dibalik layar yang jarang sekali menjadi sorotan bahkan naik keatas panggug sebagai pelakon utama dalam sebuah drama berjudul idul adha atau idul qurban.

Putarlah mata mengitari meja2 tamu ataupun meja makan, dan lihatlah dengan kedua mata yang masih dipinjamkan-Nya.. sketsa kenikmatan hidangan yang beraneka ragam, yang lahir dari tangan2 yang tak mengenal lelah, mata2 yang tak mengenal kantuk, bukan karena kesombongan mereka, namun ada hal special dihati mereka untuk tetap bergelut tanpa embel2 tersebut demi menghadirkan senyum dan bahagia dipanggung idul adha bagi orang2 istimewa yang tak sempat melirik hal2 kecil yang berdampak spektakuler : para pembuat kue kering, lontong, thimpan, dll

Hari hari berikutnya, masih dalam konteks panggung idul adha, mereka para penjagal, yang bertarung dengan hewan2 kurban, acapkali menjadi sosok yang tak terlihat, pahlawan yang tak penah minta diberi nama. Coba kita bayangkan, tanpa letih dari mereka, akankah ritual qurban kita tersukseskan?

Sungguh pahlawan2 dibalik layar yang mengagumkan, bekerja dengan peluh, namun tetap tidak menggila keatas panggung..



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar