Rabu, 21 April 2010

kematian dua pembunuh (FF)

0 komentar
"aku masih menyimpan erat mimpi itu " ku tarik nafas dalam, "terantai dengan baik dalam setiap sel - sel yang ada di kepalaku, bahkan kuncinya sengaja kulempar kelaut agar tak seorangpun menghalau rencana kita" kali ini dia hanya diam.
"kau masih ingat bincang terakhir kita, sebelum bumi ini benar - benar terbalik seperti sekarang?"
anggukan lemah yang kudapat.
"bagus, kukira ingatanmu sudah karatan"
"aku hanya tak ingin ada lagi yang tewas," ekor mataku mengikuti bening yang meluncur keatas tanah, "terlalu kejam."dia bangkit lalu mengambil beberapa kerikil.
"kita mungkin hanya seperti ini," matanya mengarah ke tiga kerikil di telapak tangannya. "kerikil ini bisa saja membunuh, membutakan dan juga merobek telapak kaki bila tak lihai"
"ya, aku setuju, lalu apa lagi yang kau ragu?"tanyaku menyelidik
"dunia sudah terbalik kawan, kau tak kenal siapa rekan dan siapa lawan"
"ah, persetan dengan ucapanmu, setelah misi ini mereka bilang kita bebas dan bisa melenggang keluar dari negeri ini, negeri para penipu ini"
"misi ini akan berakhir juga dengan kematian." nafasnya berat.
"tentu saja kawan, kita ini pembunuh bayaran, kedok kita tertutup rapi dengan jabatan tinggi kita diperusahaan besar."
"maksudku kematianmu kawan" door... tembakannya meleset,aku limbung, sigap kuambil senapan yang disaku kananku. door..aku berhasil, tepat sasaran. dia tersungkur.
kawan, sepertinya kita memang diperdaya, aku juga ditugaskan menghabisimu..pistol yang sama kuarahkan kekepalaku.door.... debu - debu terkejut dan terbang.
sunyi, darah tercecer dan basahi tanah.

mereka bodoh.. mau saja diperdaya oleh penguasa.. diskusi ceceran darah

*nyoba doank*
sambil voice call dengan suara mirip robot gara - gara jaringan..




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Jumat, 02 April 2010

alpakan saja semua lara

0 komentar
ya, ditikam lalu dibuang
sudahlah lupakan saja

beberapa lintas telah genap terbaca, masih lagu lama yang terdengar, akhirnya ear plug yang sedianya ada hanya untuk berjaga - jaga nyatanya harus dialih fungsikan menjadi senjata utama.

kita memang harus menipu telinga sendiri, pura - pura tuli lalu palingkan pandangan menatap padang dan taman hijau yang begitu menyejukkan. lagipula kita sama membaca gelagat yang tak seharusnya hadir dihamparan kerikil, kerikil nan cadas.

sudahlah, kau dan aku sama ditikam, tapi syukurlah kita tidak mati begitu saja, pisau mereka kurang tajam untuk memenggal leher kita. ingin membalas? sudahlah jangan. jika balasan kita kirimkan, maka kita sama saja kelasnya dengan mereka. sudahlah, lisan ini juga harus dipertanggungjawabkan kelak, dan aku sama sekali enggan berurusan dengan kejar mengejar raga lainnya dipadang mahsyar kelak, kukira kau juga seide.

mari kita layarkan fikiran menembus dimensi yang sama kita rindui, taman hijau, istana hijau berpilar megah, tirai - tirai hijau. ahai, untuk yang satu ini maafkan. aku benar - benar tak setia, aku sudah mengunjunginya dua malam sebelum ini, diundang menjadi ratu di istana hijau yang tak tau dimana alamatnya, kota apa dan negara apa. meski hanya hitungan menit saja. namun bebanku seolah terangkat..bena - benar teduh.


oklah, saatnya melapangkan hati, tengadah kedua telapak tangan, lalu urai saja tangisan agar Dia beri segala pinta. ingatkan yang terzhalimi tak ada hijab apapun? eits..wait kawan, pintalah saja kebaikan menaungi, bukan suatu pembalasan, agar kau dan aku tak sama kelasnya dengan mereka, ingat itu.....

ruang hijau ,,ruang hijau...merindu lagi mengunjunginya, kuajak kau serta berharap dimensi dapat kubeli, lalu sama ruahkan bahagia disana. menyadap segala pilu dan tikaman pisau yang nyaris mengoyak telinga

banda aceh, mengenang pergelaran yang kurang menyenangkan
2 april 2010



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO