Rabu, 01 September 2010

untukmu yang telah terkoyak percayanya

6 komentar

Kau tahu, Lukaku kian menganga. Tak hanya merah nyala, Tapi lebam semua berbalut biru. Aku mencecap dengan baik pengkhianatan yang kau tuduhkan. Kau bicara sendu, seolah aku yang keliru. Padahal, aku dan kau sama merasa lakon tak jujur itu. Sama membaca pesan yang tersirat dari sisa tapak semesta. Lalu kenapa masih saja aku yang harus memikul segala?

Aku masih melihatmu merenung. Sesekali mukamu benam dalam telapak tangan. Lalu bening pun hadir membasahi kerikil kecil di kakimu. Aku tahu kau terluka. Dan adalah salah mutlak jika kau kira aku tak sama merasa.

Kau lagi – lagi melemparkan pandangan ke arah padang ilalang. Padang di mana kita dahulu berlari mengejar rama – rama. Kubaca kecewa bergaris – garis, dan bibirmu seolah mengabarkan bahwa kau sejenak ini membenci segala rupa ilalang.

Ini tentang pengkhianatan yang tak termaafkan. Selalu saja lirih ini yang meluncur. Kau lupa bahwa telingamu masih ada, pun hatimu juga setia terpasang. Lalu kenapa tak jeli saja kau bangun setinggi mungkin agar kau bisa cerdas membaca alamat sebenar akan kejadian beberapa purnama silam.

Kau tahu, kepalaku nyaris pecah saat mendengar tudingan tajammu atas apa – apa yang tak pernah ku jelma. Dan demi menjaga lembut rasamu, maka aku diam saja. Aku memilih diam agar bahagiamu menjulang, agar senyummu kembali terkembang. Tapi nihil.

Aku semakin kecewa dengan diriku sendiri yang tak bisa buka suara. Sejujurnya, ingin kukabarkan bahwa matamu kala itu salah membaca. Kau membaca surat yang seharusnya bukan milikmu. lalu kaupun menikmati sumbang tak enak di luar sana. Tapi Maluku masih tinggi, takutku terkubur benang – benang ragu, hingga lisanku terbatu dan aku pun hanya bisa melihat bening matamu. Maafkan aku, aku masih menunggumu di padang ilalang beratap senja. Padang di mana kita tumbuh dan merajut purnama – purnama bahagia, meski sabitpun tak lagi ada.

Sudahlah, aku akan terus di sini, meski jejakmu tiada

diikutsertakan pada lomba agustus di ceritaeka nya mba eka dalam rangka ulang tahun pernikahan sekaligus ulang tahun blognya juga... selamaaat ya mbaaa..
salam kenal sebelumnya
:D



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Tentang luka 2

0 komentar
oh Tuhan,
kenapa firasat ini makin bersahut - sahutan. jaring - jaringnya makin menyatu, dan saat seperti ini aku selalu mendengar sumbang yang tak jelas muaranya, sumbang yang nyaring sebenarnya.
"Allah selalu punya cara, Allah selalu punya cara."

ya, itu tak salah. Sang penguasa hanya menguji saja. sebatas mana kesabaran mampu kau pasang. kau ingat ini Ramadhan? lalu kenapa pula kau keluhkan apa - apa yang harusnya kau nikmati.


tapi aku merasa ditikam. kepalaku rusak. bahkan aku nyaris kehilangan hijau. oh , tidak aku tak mau hijau raib, aku tak rela dia lenyap, meski singgung demi singgung kian menyala.
tapi aku membaca ada beberapa yang padam, beberapa bening yang seharusnya lebih bersinar. apa karena seseorang mencuri hijau?
TIDAAAAK...
jangan coba - coba usik hijauku, jika kau tak mau kupenggal dengan tangan tak bertulang.

kembali untuk-Mu pemilik segala
cerabut segera benalu di kepala
agar aku tak genap gila
lalu tak lagi merasa hijau jelma

Duhai engkau yang menjadi bumerang
kuminta penggal saja kepalamu sendiri
aku sungguh tak ingin menjadi tukang penggal
meski, tak lagi kuharap melihat sisa bayangmu


*pingin pulang*
Banda Aceh, 1 september 2010

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO