ya, ditikam lalu dibuang
sudahlah lupakan saja
beberapa lintas telah genap terbaca, masih lagu lama yang terdengar, akhirnya ear plug yang sedianya ada hanya untuk berjaga - jaga nyatanya harus dialih fungsikan menjadi senjata utama.
kita memang harus menipu telinga sendiri, pura - pura tuli lalu palingkan pandangan menatap padang dan taman hijau yang begitu menyejukkan. lagipula kita sama membaca gelagat yang tak seharusnya hadir dihamparan kerikil, kerikil nan cadas.
sudahlah, kau dan aku sama ditikam, tapi syukurlah kita tidak mati begitu saja, pisau mereka kurang tajam untuk memenggal leher kita. ingin membalas? sudahlah jangan. jika balasan kita kirimkan, maka kita sama saja kelasnya dengan mereka. sudahlah, lisan ini juga harus dipertanggungjawabkan kelak, dan aku sama sekali enggan berurusan dengan kejar mengejar raga lainnya dipadang mahsyar kelak, kukira kau juga seide.
mari kita layarkan fikiran menembus dimensi yang sama kita rindui, taman hijau, istana hijau berpilar megah, tirai - tirai hijau. ahai, untuk yang satu ini maafkan. aku benar - benar tak setia, aku sudah mengunjunginya dua malam sebelum ini, diundang menjadi ratu di istana hijau yang tak tau dimana alamatnya, kota apa dan negara apa. meski hanya hitungan menit saja. namun bebanku seolah terangkat..bena - benar teduh.
oklah, saatnya melapangkan hati, tengadah kedua telapak tangan, lalu urai saja tangisan agar Dia beri segala pinta. ingatkan yang terzhalimi tak ada hijab apapun? eits..wait kawan, pintalah saja kebaikan menaungi, bukan suatu pembalasan, agar kau dan aku tak sama kelasnya dengan mereka, ingat itu.....
ruang hijau ,,ruang hijau...merindu lagi mengunjunginya, kuajak kau serta berharap dimensi dapat kubeli, lalu sama ruahkan bahagia disana. menyadap segala pilu dan tikaman pisau yang nyaris mengoyak telinga
banda aceh, mengenang pergelaran yang kurang menyenangkan
2 april 2010
sudahlah lupakan saja
beberapa lintas telah genap terbaca, masih lagu lama yang terdengar, akhirnya ear plug yang sedianya ada hanya untuk berjaga - jaga nyatanya harus dialih fungsikan menjadi senjata utama.
kita memang harus menipu telinga sendiri, pura - pura tuli lalu palingkan pandangan menatap padang dan taman hijau yang begitu menyejukkan. lagipula kita sama membaca gelagat yang tak seharusnya hadir dihamparan kerikil, kerikil nan cadas.
sudahlah, kau dan aku sama ditikam, tapi syukurlah kita tidak mati begitu saja, pisau mereka kurang tajam untuk memenggal leher kita. ingin membalas? sudahlah jangan. jika balasan kita kirimkan, maka kita sama saja kelasnya dengan mereka. sudahlah, lisan ini juga harus dipertanggungjawabkan kelak, dan aku sama sekali enggan berurusan dengan kejar mengejar raga lainnya dipadang mahsyar kelak, kukira kau juga seide.
mari kita layarkan fikiran menembus dimensi yang sama kita rindui, taman hijau, istana hijau berpilar megah, tirai - tirai hijau. ahai, untuk yang satu ini maafkan. aku benar - benar tak setia, aku sudah mengunjunginya dua malam sebelum ini, diundang menjadi ratu di istana hijau yang tak tau dimana alamatnya, kota apa dan negara apa. meski hanya hitungan menit saja. namun bebanku seolah terangkat..bena - benar teduh.
oklah, saatnya melapangkan hati, tengadah kedua telapak tangan, lalu urai saja tangisan agar Dia beri segala pinta. ingatkan yang terzhalimi tak ada hijab apapun? eits..wait kawan, pintalah saja kebaikan menaungi, bukan suatu pembalasan, agar kau dan aku tak sama kelasnya dengan mereka, ingat itu.....
ruang hijau ,,ruang hijau...merindu lagi mengunjunginya, kuajak kau serta berharap dimensi dapat kubeli, lalu sama ruahkan bahagia disana. menyadap segala pilu dan tikaman pisau yang nyaris mengoyak telinga
banda aceh, mengenang pergelaran yang kurang menyenangkan
2 april 2010
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 komentar:
Posting Komentar