"aku masih menyimpan erat mimpi itu " ku tarik nafas dalam, "terantai dengan baik dalam setiap sel - sel yang ada di kepalaku, bahkan kuncinya sengaja kulempar kelaut agar tak seorangpun menghalau rencana kita" kali ini dia hanya diam.
"kau masih ingat bincang terakhir kita, sebelum bumi ini benar - benar terbalik seperti sekarang?"
anggukan lemah yang kudapat.
"bagus, kukira ingatanmu sudah karatan"
"aku hanya tak ingin ada lagi yang tewas," ekor mataku mengikuti bening yang meluncur keatas tanah, "terlalu kejam."dia bangkit lalu mengambil beberapa kerikil.
"kita mungkin hanya seperti ini," matanya mengarah ke tiga kerikil di telapak tangannya. "kerikil ini bisa saja membunuh, membutakan dan juga merobek telapak kaki bila tak lihai"
"ya, aku setuju, lalu apa lagi yang kau ragu?"tanyaku menyelidik
"dunia sudah terbalik kawan, kau tak kenal siapa rekan dan siapa lawan"
"ah, persetan dengan ucapanmu, setelah misi ini mereka bilang kita bebas dan bisa melenggang keluar dari negeri ini, negeri para penipu ini"
"misi ini akan berakhir juga dengan kematian." nafasnya berat.
"tentu saja kawan, kita ini pembunuh bayaran, kedok kita tertutup rapi dengan jabatan tinggi kita diperusahaan besar."
"maksudku kematianmu kawan" door... tembakannya meleset,aku limbung, sigap kuambil senapan yang disaku kananku. door..aku berhasil, tepat sasaran. dia tersungkur.
kawan, sepertinya kita memang diperdaya, aku juga ditugaskan menghabisimu..pistol yang sama kuarahkan kekepalaku.door.... debu - debu terkejut dan terbang.
sunyi, darah tercecer dan basahi tanah.
mereka bodoh.. mau saja diperdaya oleh penguasa.. diskusi ceceran darah
*nyoba doank*
sambil voice call dengan suara mirip robot gara - gara jaringan..
"kau masih ingat bincang terakhir kita, sebelum bumi ini benar - benar terbalik seperti sekarang?"
anggukan lemah yang kudapat.
"bagus, kukira ingatanmu sudah karatan"
"aku hanya tak ingin ada lagi yang tewas," ekor mataku mengikuti bening yang meluncur keatas tanah, "terlalu kejam."dia bangkit lalu mengambil beberapa kerikil.
"kita mungkin hanya seperti ini," matanya mengarah ke tiga kerikil di telapak tangannya. "kerikil ini bisa saja membunuh, membutakan dan juga merobek telapak kaki bila tak lihai"
"ya, aku setuju, lalu apa lagi yang kau ragu?"tanyaku menyelidik
"dunia sudah terbalik kawan, kau tak kenal siapa rekan dan siapa lawan"
"ah, persetan dengan ucapanmu, setelah misi ini mereka bilang kita bebas dan bisa melenggang keluar dari negeri ini, negeri para penipu ini"
"misi ini akan berakhir juga dengan kematian." nafasnya berat.
"tentu saja kawan, kita ini pembunuh bayaran, kedok kita tertutup rapi dengan jabatan tinggi kita diperusahaan besar."
"maksudku kematianmu kawan" door... tembakannya meleset,aku limbung, sigap kuambil senapan yang disaku kananku. door..aku berhasil, tepat sasaran. dia tersungkur.
kawan, sepertinya kita memang diperdaya, aku juga ditugaskan menghabisimu..pistol yang sama kuarahkan kekepalaku.door.... debu - debu terkejut dan terbang.
sunyi, darah tercecer dan basahi tanah.
mereka bodoh.. mau saja diperdaya oleh penguasa.. diskusi ceceran darah
*nyoba doank*
sambil voice call dengan suara mirip robot gara - gara jaringan..
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO